Foto: Daniel Supriyono/Nova
Fahrani Pawaka Empel (26) adalah sosok wanita mandiri dan bebas. Sejak usia 13 tahun, Fa - begitu ia biasa disapa - telah diberi kepercayaan oleh orangtuanya, Frans Van Empel dan Vonny Pawaka, untuk memperjuangkan sendiri cita-citanya menjadi model internasional. Dengan pengorbanan dan usaha yang tak sedikit, impian itu pun mampu digenggam wanita yang sempat menetap di Hongkong, Spanyol, dan Jepang ini. Bahkan
catwalk kota-kota mode dunia pun telah dijejaknya. Sejumlah koleksi desainer ternama pun sudah dibawakannya.
Jika dihitung, setengah dari hidup Fa telah dicurahkannya untuk menekuni dunia
modeling . Namun kini, mobilitas Fa di luar negeri mulai dikurangi. “Sekarang aku lebih mementingkan kualitas. Aku selektif, lebih memilih
show-show besar di luar negeri. Kalau dulu,
kan , ayo
aja , karena butuh uangnya,” kata Fa saat ditemui di sebuah
workshop tato di kawasan Kemang, Jakarta pekan lalu.
Selain
modeling , Fa diketahui kini punya keasyikan lain, yakni sebagai pebisnis dan aktris (film). “Prioritasku sekarang menyelesaikan bisnis
clothing label dulu. Ini investasi yang bagus buat masa depanku.” Sebelumnya, Fa punya usaha sepatu
hand made Partners in Crime di tempat tinggalnya, Bali.
C
lothing label milik Fa memakai nama tengahnya, Pawaka. Sementara tokonya diberi tajuk Fiction. “Di Bali, Fiction sudah berdiri. Di Jakarta direncanakan bulan Juli. Sedangkan café-nya akan dibuat di Tokyo. Sao Paolo, Paris, dan menyusul di New York tahun depan,” ungkap Fa yang juga mulai merambah dunia tarik suara dengan terlibat di tembang baru milik Slank.
Sedangkan di dunia peran, prestasi Fa juga layak diancungi jempol. Mengaku belajar akting secara otodidak, Fa pernah diganjar Peran Utama Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2008 untuk aktingnya di film
Radit dan Jani . Di film drama itu, wanita yang senang mendesain apapun ini, berperan sebagai Jani yang memberontak karena cinta. Kata Fa, ia terhitung jarang mendapatkan peran menantang seperti Jani.
Pertengahan Maret lalu, Fa baru saja menyelesaikan film
Taring . Faktor sutradara Rizal Mantovani yang sukses dengan
Jelangkung -lah yang membuat Fa tertarik terlibat di film horor itu. Selanjutnya, ia akan syuting film baru karya Upi Avianti (sutradara
Radit dan Jani ) yang diproduksi pihak Australia. “Beberapa waktu lalu aku juga dapat peran kecil di sebuah film Belgia.”
Fa bisa terlibat di film produksi Australia karena faktor pertemanannya yang luas. Di film yang akan syuting di Bali itu, Fa yang punya obsesi menembus Hollywood , akan berperan sebagai
tattoo artistatau pembuat tato yang jatuh cinta kepada pemuda asal Australia .
Ketagihan Tato di Tubuh
Peran sebagai pembuat tato tak jauh dari kehidupan Fa. Selain bertato, Fa juga mulai belajar mendesain tato ditubuh beberapa temannya di Bali. “Di Bali banyak sukarelawan yang mau aku buatkan tato, termasuk pacarku,” kata Fa seraya tertawa.
Tato, katanya, mampu membuatnya ketagihan. “Aku
gak tahu berapa jumlah tatoku, sebab ada beberapa yang kecil. Bertato kecenderungannya ingin pamer. Merasa keren dan ingin keren lagi,” seloroh Fa yang baru saja merajah tubuhnya dengan tato bergambar jantung dan burung flamingo. “Aku memang mengoleksi tato binatang dan tumbuhan, sehingga aku menyebut tubuhku kebun binatang dan taman bungaku.”
Fa sempat berpikir, dengan bertato, kariernya sebagai model akan terganggu.“ Sebetulnya, sejak aku memiliki tato besar, aku sudah siap-siap untuk keluar dari dunia
modelling .” Nyatanya tidak. Di awal tahun lalu, Fa terpilih sebagai Best Asia Model. “Juri masih memberikan penghargaan yang tinggi buat aku.”
Bahkan tawaran
job sebagai model segmen tertentu makin bertambah. “Ternyata banyak yang mencari (model) karakter yang bertato. Jika dulu aku sering pakai baju ibu-ibu, sekarang lebih ke
brand street . Lebih aku-lah,” katanya sumringah.
Orangtua Cuek
Selain dikenal punya prestasi, Fa juga sering jadi bahan pemberitaan karena gaya hidupnya yang bebas. Beberapa kali fotonya yang syur atau
topless menjadi bahan pemberitaan. Konfirmasi mengenai hal itu pun sering dijawab Fa apa adanya. Sikapnya ini berbeda dengan kebanyakan artis lain yang amat menutup rapat-rapat privasinya.
“Buat apa
ditutup-tutupin , nanti juga ketahuan,” jawab Fa tentang alasannya bersikap terbuka. Ia juga tak mau ambil pusing dengan pergunjingan banyak orang soal dirinya. “Buat apa
dengerin omongan orang. Yang aku
dengerin hanya omongan keluarga dan teman-temanku.”
Menurut Fa, sejak kecil orangtuanya telah memberikan kepercayaan besar dan ia dianggap mampu bertanggungjawab terhadap perbuatannya. Ketika foto panas Fa dibicarakan, maka orangtuanya, “
Cuek, aja, tuh . Mereka
gak bilang harus begini dan begitu.”
Pun ketika Fa dahulu memutuskan untuk tak melanjutkan sekolah dan total sebagai model. “Dari kecil aku mandiri
banget. Aku besar sendiri. Umur 13 sudah kerja, cari duit buat bayar sekolah sendiri. Mamadan Papa santai saja. Kata mereka, kalau aku ingin menjadi model harus total 100 persen, jangan setengah-setengah. Jadi, do umur 16 tahun, aku pertama kali hidup di Hongkong, mereka melepas saja.”
Pengalaman selama melanglang buana telah menempa Fa menjadi wanita yang berpikiran bebas dan tegar. Kendati demikian, hatinya amat tersentuh ketika sang Mama yang mantan model tahun 70-an memuji hasil kerja kerasnya. “Mama pernah SMS, ‘Aku bangga sama kamu’. Aku menangis waktu membacanya,” kisah Fa yang sekarang selalu pulang ke rumah orang tuanya setiap ada pekerjaan di Jakarta. “Dulu aku enggak
deket sama orangtua karena hidupku banyak di luar rumah, tapi sekarang malah lebih dekat.”
Nikah 10-10-10
Untuk target pribadi, Fa berencana menikah dengan
surfer profesional asal Australia, Luke Stedman (33). Luke yang juga menetap di Bali, sudah 2 tahun ini memacari Fa. “Kami akan menikah pada tanggal 10, bulan 10, tahun 2010,” seru Fa yang langsung yakin Luke bakal jadi pendamping hidupnya saat pertama kali bertemu. “Pertemuan itu terjadi pada tanggal 8, bulan 8, tahun 2008. Angka 8,
kan , lambang
infinity (tak berakhir). Dalam budaya Cina, 8 juga berarti
lucky number .”
Pernikahan di tanggal unik itu tak akan dibuat muluk-muluk. “Hanya tanda tangan saja. Belum ada duit, sebab lagi bangun rumah. Kalau ada duit, mungkin
party tanggal 11, bulan 11, tahun 2011. Kalau belum ada duit juga, ya diundur tanggal 12, bulan 12, tahun 2012,” kata Fa santai. Dari pernikahan dengan Luke, Fa berharap bisa memperoleh 4 anak. “Nama keempat anak itu juga sudah dipersiapkan, tapi nanti saja diberitahunya kalau sudah lahir,” selorohnya.
Di saat ia berumur 19 tahun, Fa sebenarnya pernah menikah dengan pria keturunan Selandia Baru bernama Mustafa. Sayang, pernikahan itu hanya bertahan sekitar 2 tahun saja.
Fa berharap, pernikahannya dengan Luke nanti akan akan lebih baik. Ia tertarik dengan Luke karena hampir sejiwa. “Dia cuek dan bebas juga.
Nyambung aja . Tapi, dia selalu nge-
plan kehidupannya, sementara aku tidak. Aku jadi belajar bagaimana merancang untuk hidup dari dia. Keseimbangannya ada di situ.
”